Bogor | BAPERS.ID —
Suasana khusyuk menyelimuti pelaksanaan Majlis Asmaul Husna yang digelar pada Jumat malam, 10 Oktober 2025, di Tamansari Bogor, bersama penceramah H. Ahmad Ilham Chaidir . Kegiatan rutin tersebut diikuti oleh jamaah dari berbagai kalangan dan berlangsung penuh hikmah.
Majlis kali ini mengangkat tema “Meneguhkan Iman dan Amal Saleh dalam Cahaya Surat Ali Imran Ayat 116.”
Acara diawali dengan Sholat magrib bersama di lanjutkan dengan pembacaan zikir tahmid bersama serta Sholat Isya berjamaah dan di lanjutkan dengan pembacaan Asmaul Husna yang dipandu langsung oleh H. Ahmad Ilham, diiringi lantunan zikir yang menenangkan hati. Setelah itu, jamaah bersama-sama membaca syarah Surat Ali Imran ayat 116, sebagai kelanjutan dari pengajian minggu sebelumnya.
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda mereka dan anak-anak mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak sesuatu dari (siksa) Allah sedikit pun. Dan mereka itulah bahan bakar api neraka.”
(QS. Ali Imran: 116)
Dalam tausiyahnya, H. Ahmad Ilham Chaidir menjelaskan bahwa ayat ini menjadi pengingat bagi umat Islam agar tidak terbuai oleh dunia, sebab kekayaan dan keturunan tidak akan berguna di hadapan Allah tanpa keimanan dan amal saleh.
“Keselamatan di sisi Allah tidak ditentukan oleh harta atau kedudukan, melainkan oleh keimanan dan amal yang ikhlas,” tegasnya di hadapan para jamaah.
Beliau mengajak seluruh jamaah menjadikan Majlis Asmaul Husna sebagai sarana memperkuat hati dan memperbanyak zikir kepada Allah agar setiap langkah kehidupan senantiasa berada dalam lindungan-Nya.
Dalam kesempatan itu, H. Ahmad Ilham Chaidir juga menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menghidupkan hati dengan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia menjelaskan bahwa takwa memiliki tiga makna utama:
Takut kepada Allah,
Taat kepada Allah, dan
Selalu membersihkan diri dari dosa.
Baca Juga:
Ketua Timsus Garda Prabowo Ali Aboy Kecam Pemkot Bogor Jangan Rusak Cagar Budaya
KAPOLRES METRO DEPOK KUNJUNGI KODIM 0508/DEPOK RAYAKAN HUT TNI KE-80
“Rasulullah saja, yang maksum dan terjaga dari dosa, masih senantiasa beristighfar setiap hari. Apalagi kita manusia biasa, tentu lebih membutuhkan istighfar untuk menyucikan hati dari kesalahan,” ujarnya.
Beliau juga mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah perjalanan singkat.
“Kita ini semua musafir, calon mati. Berapa pun banyaknya harta yang kita kumpulkan, tidak akan berguna bila tidak disertai amal kebaikan,” tambahnya.
H. Ahmad Ilham Chaidir menuturkan bahwa dalam kehidupan manusia terdapat empat hal yang mempengaruhi, yaitu dunia, makhluk, setan, dan nafsu. Setiap manusia memiliki nafsu, namun harus mampu mengendalikannya agar tidak tersesat dari tujuan utama hidup, yakni menjadi hamba Allah yang taat.
“Siapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya,” tutur beliau, mengutip sebuah hikmah yang sarat makna.
Sebagai penegasan, beliau menyampaikan bahwa segala ujian dan masalah dalam hidup sejatinya berasal dari Allah, agar manusia kembali mendekat dan berserah diri kepada-Nya dengan penuh tawakal.
Dalam bagian akhir tausiyahnya, H. Ahmad Ilham Chaidir menjelaskan pentingnya syahadat sebagai kunci menghidupkan hati dan membersihkan diri dari berhala dunia.
“Sebagai seorang mukmin, kita harus memperbarui iman dengan bersyahadat:
Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah.
Dengan kalimat tauhid inilah segala berhala yang bersemayam di hati akan tersingkir,” jelasnya.
Beliau menambahkan bahwa kalimat Laa ilaaha illallah bukan sekadar ucapan, melainkan penguatan iman yang menjadikan hati kokoh dalam menghadapi godaan dunia.
“Dengan zikir, Allah akan menguatkan hati kita. Sebab hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang,” ujarnya.
H. Ahmad Ilham Chaidir juga mengingatkan bahwa hidup di dunia hanya sementara, sedangkan akhirat bersifat kekal.
“Hidup di dunia ini hanya sebentar. Paling lama seratus tahun. Seiring waktu, penglihatan mulai rabun, pendengaran melemah, tubuh pun menua. Namun kehidupan akhirat akan kekal selamanya,” pesannya dengan nada lembut.
Empat Penyakit Hati yang Harus Dihindari
Di akhir majlis, H. Ahmad Ilham juga mengingatkan jamaah tentang empat penyakit hati yang dapat menghapus pahala dan mengeraskan hati, yaitu:
1.Hasad (Iri dan Dengki)
Rasa tidak senang ketika orang lain mendapat nikmat, bahkan berharap nikmat itu hilang. “Hindarilah hasad, karena hasad memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)
2.Riyaa’ (Pamer Amal)
Melakukan amal kebaikan dengan tujuan ingin dilihat atau dipuji manusia. “Maka celakalah orang-orang yang salat, yaitu orang-orang yang lalai dari salatnya, yang berbuat riyaa’.” (QS. Al-Ma’un: 4–6)
3.Takabbur (Sombong atau Angkuh)
Merasa lebih tinggi dari orang lain dan menolak kebenaran karena kesombongan. “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walau sebesar biji zarrah.” (HR. Muslim)
4.Ujub (Bangga Diri / Merasa Hebat)
Merasa kagum terhadap diri sendiri, amal, atau kelebihannya, seolah semua itu semata karena dirinya, bukan karena karunia Allah.
H. Ahmad Ilham menegaskan bahwa keempat penyakit hati tersebut hanya dapat disembuhkan dengan zikir, istighfar, dan tawadhu’ (rendah hati) di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Acara ditutup dengan doa bersama, memohon agar Allah senantiasa meneguhkan hati setiap hamba dalam keimanan, ketakwaan, dan kesabaran di jalan-Nya. dan membaca sholawat Nabi bersama
Redaksi
Penulis : Rudy